Ad Code

Responsive Advertisement

BI Himbau Masyarakat Waspada Uang Palsu Menjelang Lebaran

img

Halo Dunia,Medan - Bank Indonesia mengingatkan warga Sumatera Utara, khususnya Medan, Siantar, dan Sibolga, untuk mewaspadai uang palsu mendekati Lebaran 2016.

"Biasanya, setiap peredaran uang yang makin besar di tengah masyarakat, misalnya menjelang hari-H Idulfitri, kejahatan dengan mengedarkan uang palsu meningkat pula. Untuk itu, warga makin hati-hati," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut Difi A. Johansyah di Medan, Selasa (21/6/2016).

Menurut dia, warga yang paling harus berhati-hati terhadap peredaran uang palsu adalah Kota Medan, Siantar, dan Sibolga karena ketiga daerah ini tercatat paling banyak ditemukan uang palsu. Data menunjukkan, temuan uang palsu di Medan mencapai 93,1 persen, 5,4 persen di Pematang Siantar dan 1,5 persen di Sibolga.

Adapun temuan uang palsu di Sumut pada Triwulan I 2016 mencapai 1.496 lembar atau naik 3,4 persen dibandingkan Triwulan IV 2015 yang 1.446 lembar. Uang palsu yang paling banyak ditemukan beredar adalah pecahan Rp100.000 dan Rp50.000.

Ia mengakui bahwa temuan uang palsu itu bisa lebih besar lagi karena data 1.496 lembar tersebut masih berasal dari hasil temuan setoran bank, setoran masyarakat melalui loket penukaran, serta dari temuan perbankan yang dilaporkan ke BI.

"BI terus meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Kepolisian dan melakukan terus sosialisasi mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah guna mengantisipasi dan menekan peredaran uang palsu itu," ujar Difi.

Khusus keperluan "uang baru" atau hasil cetak sempurna pada Idul Fitri, BI meminta masyarakat menukarkan uang langsung ke loket kas mobil keliling yang tersedia di Lapangan Benteng Medan dan di bank-bank yang menjalankan program penukaran uang.

"Jangan tergiur dengan tawaran kemudahan dari orang lain yang bukan saja rentan mendapatkan uang palsu, melainkan juga rugi karena ada potongan. BI dan perbankan serta didukung Kodim 0201/BS berupaya memberikan layanan baik semaksimal mungkin kepada masyarakat penukar," katanya.

Pengamat ekonomi Sumut Wahyu Ario Pratomo menyebutkan bahwa peredaran uang palsu harus ditekan semaksimal mungkin. Untuk itu, peran masyarakat juga relatif sangat besar. Uang palsu bukan saja merugikan masyarakat, melainkan juga pemerintah karena bisa mengurangi kepercayaan terhadap mata uang rupiah.

"Selain masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan, pemerintah juga diminta menindak tegas pelaku pembuat dan pengedar uang palsu serta bisa membuat uang dengan keamanan yang lebih sehingga makin sulit dipalsukan," katanya. (WE/red/bhayangkaranews)



from Kopidev News Feed http://ift.tt/28RJwFp
via IFTTT

Post a Comment

0 Comments

Close Menu