Google saat ini dikenal sebagai situs mesin pencari (search engine) terkemuka di dunia. Ratusan juta orang setiap hari mengakses google untuk mencari dokumen atau sekedar update informasi. Perusahaan yang bermarkas di Mountain View, USA, ini terus memperbarui algoritma demi memenuhi kebutuhan pengguna memperoleh hasil penelusuran akurat. Sejauh ini, ada tiga nama sudah mengudara dalam beberapa tahun terakhir yakni Google Panda, Google Penguin dan Google Hummingbird.
Pemilik website atau webmaster harus menganggap situs mesin pencari sebagai sahabat baik, sayangnya hubungan kedua pihak seringkali diwarnai kejutan penuh suka duka. Google paling hobi memperbarui algoritma, mulai dari penyegaran data bersifat minor hingga penerapan jenis algoritma bersifat cabang yang berfungsi terpisah (independen) dari algoritma inti.
Menurut seorang perwakilan Google, yakni Gary Illyes, algoritma Panda yang selama ini dikenal sebagai algoritma cabang, kini sudah terintegrasi ke algoritma inti andalan Google. Dengannya sekaligus mengkonfirmasi bahwa algoritma Panda selama beberapa tahun terakhir dipersiapkan oleh Google sebagai update jangka panjang. Hal ini menimbulkan banyak tanda tanya plus minim jawaban di kalangan webmaster dan penggila SEO.
Banyak pihak bertanya, kapan integrasi tersebut mulai terlaksana? Sejak kapan google Panda resmi berhenti memperbarui algoritma? Dan paling penting, apakah integrasi tersebut penyebab utama perubahan hasil penelusuran pada awal tahun 2016. Semua pertanyaan itu belum dijawab secara diplomatis oleh perwakilan Google, sehingga muncul sejumlah spekulasi tak pasti.
Walaupun algoritma Panda terintegrasi ke algoritma inti milik Google pada saat memperoleh update di waktu sama, justru terjadinya perubahan hasil penelusuran awal 2016 tidak ada sangkut paut kehadiran google Panda. John Mueller justru meyakinkan webmaster tak perlu hirau berlebihan terhadap algoritma Panda, kini efeknya tidak begitu ganas dibandingkan pertama kali rilis. Sementara itu Gary Illyes menyebut integrasi google Panda baru tidak memberi dampak perbedaan mencolok.
Dengan demikian bisa diketahui bahwa integrasi google Panda ke algoritma inti Google bukan faktor penyebab perubahan dari hasil penelusuran. Begitu pula dengan algoritma Penguin yang dipastikan tidak turut terlibat. Sebenarnya apa yang terjadi pada inti mesin pencari milik Google? Perubahan hasil data memang sedikit membingungkan, tetapi itu jelas algoritma baru.
Hingga saat ini masih belum ada satupun petunjuk untuk mengklarifikasi makna dan jangkauan dari update terbaru. Perubahan telah terjadi untuk hasil penelusuran melalui perangkat desktop dan mobile. Masih belum ada indikator kuat yang menjadi penanggung jawab utama dari perubahan tersebut.
Google langsung menyambut tahun 2016 dengan mempersembahkan algoritma baru. Dari situlah terjadi perubahan cukup besar pada peringkat hasil penelusuran sehingga mencuri perhatian komunitas penggila SEO. Mereka pun bertanya-tanya, apakah Google merilis update algoritma Penguin? Panda? Atau cabang baru? Ternyata tak ada satupun kemungkinan muncul, sebaliknya Google mengusung perubahan signifikan ke dalam algoritma intinya.
Sebelum memasuki tahun baru, Google lebih banyak mengandalkan algoritma Panda dan Penguin. Kedua cabang algoritma tersebut mulai meramaikan layanan mesin pencari mulai tahun 2011 dan 2012. Mereka menjadi andalan utama, sering memperoleh penyegaran dan pembaruan dalam beberapa tahun belakangan. Setiap kali terjadi perubahan pada hasil penelusuran, para webmaster dan pecinta SEO langsung melirik algoritma Panda serta Penguin sebagai pelaku utama.
Penguin sudah lama tidak memperoleh update mayor sejak 2014 silam. Perubahan algoritma google pada 2016 ini membuat banyak pihak menuding bahwa Google telah memperbarui program hewan penghuni kutub utara tersebut. Seolah membantah pernyataan sejumlah pihak, John Mueller selaku perwakilan Google telah mengkonfirmasi bahwa itu bukan update google Penguin, namun membenarkan terjadi perubahan algoritma pencarian.
Bagaimana dengan google Hummingbird? Sejak perilisan September 2013 silam, algoritma terprogram untuk menyusun daftar pencarian lebih tepat dan cepat. Meski memperoleh pembaruan secara berkala, banyak pihak tidak melirik sedikitpun algoritma Hummingbird sebagai si biang kerok. Mengapa demikian?
Seperti diketahui, susunan algoritma Hummingbird lebih banyak menyoroti setiap kata dalam sebuah pertanyaan, yakni memastikan keseluruhan pertanyaan seperti kalimat, percakapan atau makna ikut masuk hitungan ketimbang kata-kata tertentu saja. Adapun tujuan utama yaitu mencocokkan halaman dengan makna jauh lebih baik ketimbang mencocokkan sedikit kata.
Pada intinya, Hummingbird sengaja dirancang untuk menerapkan sebuah teknologi yang bisa menjawab pertanyaan dan makna berdasarkan ratusan miliar halaman website tersimpan di database. Dengan demikian bisa dipastikan bahwa tak ada keterlibatan dari algoritma Hummingbird.
Dua orang perwakilan Google telah resmi mengkonfirmasi adanya perubahan algoritma google, tetapi sampai detik ini masih belum ada penetapan nama atau penjelasan secara signifikan dari perubahan inti algoritma tersebut. Lalu, apa kesimpulan yang bisa diperoleh dari semua ini? Bisa dikatakan bahwa perubahan tidak terkait google Panda atau google Penguin, malahan berita mengejutkan justru google Panda sudah menjadi bagian dari inti perubaha algoritma Google.
Apabila diperhatikan secara seksama perubahan hasil penelusuran dari update algoritma tanpa nama ini, tampaknya kualitas konten jadi sorotan utama termasuk penyertaan video dan gambar, tingkat detil dan tanggal rilis. Update terbaru mungkin saja berkaitan pencarian semantik dan maksud utama yang tengah dicari oleh si pengguna. Update kemungkinan turut menyertakan komponen manual.
Menarik sekali menyimak perubahan algoritma google pada tahun 2016 ini, tentu banyak hal mengejutkan akan dilakukan Google sebagaimana diprediksi oleh sejumlah pengamat SEO. Apakah itu?
1. Pemeriksaan konten web sekejap mata. Bertahun-tahun Google bertapa mencari racikan formula tepat yang memungkinkan bot atau spider memeriksa konten web secara otomatis dan sekejap mata. Tampaknya racikan sudah siap diaplikasi, paling cepat hadir tahun ini atau tertunda hingga 2017/2018.
2. Penyempurnaan pengecekan backlink. Google semakin pintar mengecek backlink, khususnya menyasar tautan tak alami menuju website tertarget. Dengan kata lain, website kaya kandungan backlink spam harus waspada terhadap inspeksi mendadak Google yang mungkin saja menjatuhi hukuman fatal.
3. Peningkatan standar konten. Pada 2010 silam, sebuah artikel web dianggap baik untuk SEO jika memiliki 500 kata. Angka tersebut naik menjadi 750 kata pada 2012, kemudian meningkat drastis hingga 1000 kata pada 2015. Hal tersebut kemungkinan terus berjalan pada tahun ini, tetapi tak menutup kemungkinan artikel web dengan minim kata tetap meraih peringkat bagus. Akan tetapi Google justru lebih menyukai artikel yang menyiratkan informasi detil.
4. Makin sulit menaklukkan SEO. Dari tahun ke tahun Google terus memperbarui algoritma sehingga lebih rumit ditembus para webmaster yang ingin meraih peringkat teratas dalam waktu sekejap. Makin lama membangun sebuah website dan memperoleh kepercayaan penuh, sebaliknya potensi sandbox semakin mengancam. Agar mudah lepas dari hadangan Google, webmaster perlu meriset, susun rencana dan kesabaran mengeksekusi.
Pada akhirnya, sulit menebak rencana spesifik Google meskipun kabar angin menyebut bakal terjadi perubahan algoritma google sebanyak 400 kali pada 2016. Semua bakal terlaksana secara diam-diam, tak jauh berbeda seperti tahun sebelumnya. Intinya, tetap fokus membangun website dan terus berada di jalan kesukaan Google. Mulai sekarang belajarlah untuk menjauhi godaan black hat SEO.
The post Perubahan Algoritma Google 2016 appeared first on Halo Dunia.
0 Comments