Ad Code

Responsive Advertisement

Terungkap,Kasus Pembelian Senjata Ilegal Libatkan Orang Dalam

img

Halo Dunia,Jakarta – Kasus penyelundupan senjata ilegal dari Amerika Serikat sudah mulai terungkap. Hal ini disampaikan Menko Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan.

Diungkapkan pula oleh Luhut, bahwa kasus pembelian senjata secara ilegal mungkin akan lebih banyak terungkap menyusul penemuan skema penyelundupan senjata dari Amerika Serikat oleh anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) RI.

"Bisa saja (terungkap), sepanjang dalam kewenangan saya ya saya akan lakukan," kata Luhut saat ditemui di Kemenkopolhukam, Jakarta kemarin.

Namun, dalam kasus pembelian dan penyelundupan senjata ilegal yang melibatkan anggota Paspampres dan seorang tentara AS bernama Audi N Sumilat, ia menyerahkan upaya penindakan kepada Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

"Itu urusan Panglima TNI, memang (sanksinya) harus sesuai aturan yang berlaku di TNI," kata Luhut.

Ditemui di tempat terpisah, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan akan memberikan sanksi kepada anggota Paspampres yang terbukti membeli senjata secara ilegal.

"Sanksinya administrasi terkait tindakan pelanggaran disiplin," kata dia usai halalbihalal dengan Presiden Jokowi di Istana Negara Jakarta, Senin pagi.

Ia menyebutkan kasus itu terjadi pada masa jabatan komandan paspampres lama, sedangkan sanksi akan diberikan oleh Danpaspampres baru Brigjen (Mar) Bambang Suswantono.

Menurut Gatot, atasan langsung anggota Paspampres tidak mengetahui perihal pembelian senjata itu.

"Kalau atasan tahu, saya yang salah," ucapnya.

Karena itu, sejak empat bulan lalu ia memerintahkan penyidikan kasus tersebut dan penyitaan senjata yang diduga ilegal. Paspampres sendiri merupakan lembaga yang tidak memiliki kewenangan untuk melakukan transaksi jual-beli senjata.

Panglima menuturkan bahwa pelaku pembeli senjata ilegal yang hingga saat ini masih menjadi anggota Paspampres, hanya tinggal menunggu sanksi dari Danpampres Brigjen (Mar) Bambang Suswantono.

"Mereka ada yang perwira menengah, ada perwira pertama. Nanti saya cek ke Puspom TNI karena yang diperiksa kan banyak, saya tidak bisa sebutkan kasihan kalau tidak benar-benar bersalah," tuturnya.  (WE/red)



from Kopidev News Feed http://ift.tt/29xhygh
via IFTTT

Post a Comment

0 Comments

Close Menu