Secara kronologis, ada beberapa tahap menuju bangunan ‘Islamophobia’ (rasa ketakutan berlebih terhadap Islam) dimana ia melalui tahapan antara lain: Simulasi, Stigmasisasi, Naturalisasi, dan Streotyping.
Dalam diskusi Islam: Risalah Cinta Semesta digelar Penerbit Mizan, serta didukung oleh Studia Humanika, 19 April 2013, dua pembicara, Yasraf Amir Piliang dan Haidar Bagir menguraikan perihal tahapan membangun opini publik (dikutip oleh Dina Y Sulaeman dalam artikel “Islam: Teroris atau Cinta” – Journal GFI ke 3: Rusia, Indonesia dan G-20, 2013), antara lain:
(1) Simulasi: menciptakan model-model realitas yang seakan tampak nyata, seakan-akan realitas, padahal rekayasa. Tragedi Boston misalnya, di jejaring sosial telah banyak tersebar berbagai foto kejanggalan dalam peristiwa itu, antara lain kehadiran tentara bayaran (private military forces) di lokasi. Para tentara itu berasal perusahaan bernama Craft yang di logonya tertera ‘Violence does solve problem’ (kekerasan pasti menyelesaikan masalah). Meskipun memang ada kemungkinan segelintir ‘jihadist’ yang terlibat, tetapi ada indikasi keterlibatan orang ‘dalam’ AS sendiri;
(2) Stigmatisasi: mendiskreditkan (setiap ada kekerasan, dimunculkan foto-foto orang Arab secara sistematik, sehingga Arab identik dengan kekerasan). Dalam tragedi Boston, stigmatisasi menimpa muslim Chechnya;
(3) Naturalisasi: proses pewajaran, melalui kartun atau film, sehingga terasa ‘wajar’ jika pelaku terorisme adalah muslim/Arab;
(4) Stereotyping: ketika disebut ‘Islam’ maka yang terbayang adalah teroris, Saddam Husein, irrasionalitas, atau fanatisme.
Manakala terbentuk Islamophobia dalam benak masyarakat global, maka itulah tema yang diinginkan oleh Barat melalui tahapan serta penggiringan opini di media.
Sekali lagi, inilah yang mesti direnungkan bersama agar publik global (terutama kalangan muslim) tidak begitu saja larut dalam skema asing yang ditebarkan oleh “agen-agen”-nya di jalur-jalur atau di kawasan berlimpah SDA. Siapa sesungguhnya sang perancang konflik di dunia muslim?
By catatanmap
0 Comments